Salah satu modalitas terapi rehabilitasi medik adalah Dry Needling, yaitu terapi dengan menggunakan jarum kecil tanpa obat-obatan. Terapi Dry Needling digunakan untuk mengurangi nyeri muskuloskeletal dan kondisi neurologis tertentu. Kasus paling sering yang ditangani adalah sindroma nyeri myofascial.
Terdapat 2 macam jenis terapi Dry Needling:
- Dry Needling dengan menggunakan jarum kecil, lokasi penempatan jarum di area nodul trigger point (titik sensitif di dalam otot atau fascia yang menegang)
- Functional Integrated Dry Needling dengan menggunakan jarum akupuntur, lokasi penempatan jarum di sekelompok serabut otot / tendon / ligament / fascia
Dry Needling bertujuan untuk mengurangi ketegangan pada otot (terutama bila terdapat nodul trigger point), tendon, ligament, serta fascia (lapisan otot yang melingkupi seluruh organ dan tubuh).
Hasil terapi akan lebih efektif apabila setelah tindakan dilanjutkan dengan latihan peregangan. Efek samping dari terapi adalah timbulnya muscle soreness atau pegal otot di aera terapi selama 2-10 jam.
Perlu dilakukan pemeriksaan oleh Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR) untuk menentukan apakah tindakan terapi tersebut memang diperlukan atau bisa melalui modalitas terapi rehabilitasi medik lainnya.