Cerebral Palsy atau Palsi Serebral adalah gangguan gerakan, otot, atau postur yang disebabkan oleh cedera atau perkembangan abnormal di otak pada 2 – 3 tahun awal kehidupan. Gejala yang umum dijumpai adalah kekakuan pada anggota gerak atau batang tubuh, kelumpuhan, gerakan abnormal, dan keterlambatan tumbuh kembang anak. Pasien Palsi Serebral juga sering memiliki kondisi penyerta lainnya seperti cacat intelektual, kejang, gangguan menelan, gangguan komunikasi, serta masalah penglihatan dan pendengaran.
Palsi Serebral memiliki berbagai derajat keparahan, ada yang mampu mengikuti pendidikan di sekolah umum dan bahkan sampai bekerja mandiri saat dewasa, namun ada pula yang tidak mandiri atau tetap bergantung pada orang lain.
Evaluasi dan penanganan yang tepat sejak dini memungkinkan pasien Palsi Serebral untuk mendapatkan penanganan yang optimal dan memaksimalkan potensi anak.
Hal penting yang harus diperhatikan adalah kerusakan saraf pada Palsi Serebral tidak bersifat progresif, tetapi komplikasinya dapat muncul seiring berjalannya waktu dan dapat semakin berat. Komplikasi yang sering terjadi adalah kekakuan dan dislokasi sendi, pemendekkan otot, skoliosis, infeksi saluran nafas berulang, serta gizi kurang.
Komplikasi ini sebenarnya dapat dicegah dengan penanganan yang tepat seperti terapi, latihan, serta posisi saat aktivitas dan istirahat.
Kasus Palsi Serebral termasuk kasus medis yang kompleks sehingga membutuhkan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan (dokter dari spesialis terkait, terapis, psikolog, ahli gizi) dengan keluarga pasien. Penanganan pun berlangsung seumur hidup pasien tersebut.
Palsi Serebral dapat memperlambat, tetapi bukan berarti akan menghentikan semuanya.