Skoliosis merupakan suatu keadaan di mana tulang belakang menjadi bengkok ke kanan atau ke kiri. Penyebab skoliosis antara lain adalah kelainan bawaan sejak lahir, kebiasaan postur yang salah (cara duduk, cara berdiri), trauma atau kecelakaan, dan penyakit neuromuskular.
Ada juga penyebab skoliosis yang tidak diketahui sehingga disebut dengan skoliosis idiopathic dan hal ini sering ditemui pada remaja perempuan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang merupakan tanda-tanda seseorang memiliki skoliosis adalah:
- Punggung terlihat bengkok
- Saat berdiri atau duduk, terlihat miring ke satu sisi
- Tinggi bahu atau pinggul yang tidak sama
- Salah satu sisi punggung lebih terlihat menonjol
- Baju sering tidak pas dengan badan atau tidak simetris kanan dan kiri
Tulang belakang berhubungan dengan tulang – tulang iga yang membentuk rongga dada, di mana di dalamnya terdapat paru-paru dan jantung yang merupakan organ penting. Bila terjadi skoliosis di daerah ini, maka rongga dada dapat menyempit. Semakin besar sudut skoliosisnya, semakin menyempit juga rongga dadanya. Hal ini dapat mengakibatkan seseorang menjadi cepat lelah, bahkan mengalami sesak nafas.
Tulang belakang yang bengkok akan membuat otot-otot punggung bagian kanan dan kiri menjadi tidak seimbang. Hal ini menyebabkan keluhan pegal atau nyeri saat atau setelah banyak beraktivitas. Pada awalnya keluhan pegal atau nyeri akan berkurang bahkan menghilang hanya dengan istirahat, tetapi semakin lama bila tidak mendapat penanganan yang sesuai, keluhan pegal atau nyeri pada daerah punggung dan pinggang dapat menetap, atau bahkan memburuk.
Kondisi skoliosis dengan derajat berat memerlukan tindakan operasi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Fase pemulihan setelah operasi merupakan hal penting untuk membantu pasien kembali beraktifitas seperti biasa.
Penanganan skoliosis idiopathic dilakukan untuk mencegah bertambahnya sudut kemiringan dan mencegah dampak atau komplikasi skoliosis. Pencegahan dini sebelum derajat skoliosis bertambah besar merupakan sesuatu yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain adalah pemakaian korset (brace) skoliosis, latihan skoliosis, latihan menjaga postur yang benar, dan latihan kebugaran jantung paru. Korset (brace) skoliosis terdapat berbagai jenis, tergantung dari kondisi skoliosisnya. Cara penggunaan dan lama pemakaian korset (brace) pun perlu mendapat perhatian khusus agar mendapat hasil yang optimal. Konsultasikan mengenai kondisi skoliosis dengan dokter rehabilitasi medik terlebih dahulu agar mendapat penanganan dan informasi yang tepat.
“Setiap individu memerlukan pendekatan dan penanganan individual untuk kondisi penyakitnya”