Seluruh aktivitas manusia memerlukan kondisi otot yang maksimal. Kondisi otot yang tidak optimal dapat menghambat aktivitas, bahkan menyebabkan rasa nyeri. Panjang otot yang sesuai diperlukan untuk kontraksi dan aktivitas otot yang optimal. Rutinitas yang melibatkan gerakan yang sama berulang-ulang, dan postur tubuh yang salah dapat menyebabkan otot menjadi tegang dan memendek, mengakibatkan sirkulasi menjadi tidak lancar dan menimbulkan keluhan.
Latihan peregangan atau stretching adalah manuver untuk meningkatkan ekstensibilitas jaringan lunak sehingga meningkatkan fleksibilitas dengan memanjangkan struktur yang memendek. Fleksibilitas adalah kemampuan menggerakkan sebuah atau beberapa sendi secara lembut dan mudah dengan lingkup gerak sendi yang tidak terbatas dan bebas nyeri. Banyak teknik untuk melakukan peregangan, baik berupa gerakan khusus peregangan atau sudah diramu menjadi suatu gerakan dalam olahraga.
Peregangan harus dilakukan dengan cara yang tepat, untuk menghindari cedera. Cara yang tepat adalah peregangan yang relaks dan terfokus pada otot yang diterapi, serta pengaturan nafas. Nafas dilakukan dengan perlahan dan ritmik untuk meningkatkan relaksasi otot. Cara yang salah adalah memantulkan gerakan, atau melakukan peregangan sampai muncul nyeri. Peregangan dapat dilakukan setiap saat, baik sebelum dan setelah aktivitas fisik, maupun waktu yang lain, misalnya saat bangun pagi, setelah duduk atau berdiri lama, saat menonton televisi, dan sebagainya.
Peregangan dilakukan dalam 2 tahap. Pada tahap awal, lakukan peregangan ringan selama 10 – 30 detik, kemudian lepaskan. Rasa tegang pada peregangan akan berkurang seiring waktu saat menahan posisi tersebut. Jika rasa tegang tetap terasa, longgarkan sedikit sampai terasa nyaman. Setelah melakukan tahap awal, lakukan peregangan kembali dengan tarikan sedikit lebih jauh dari tahap awal, sampai kembali terasa tegangan ringan. Tahan selama 10 – 30 detik. Pengulangan dapat dilakukan sebanyak 4 kali atau lebih.
Kondisi otot yang terlalu tegang atau nyeri membutuhkan penanganan khusus selain latihan peregangan saja. Penanganan tersebut dapat berupa terapi fisik, pemanasan, dan lain-lain. Konsultasikan keluhan anda dengan dokter spesialis rehabilitasi medik untuk mendapatkan program yang sesuai.
Seyidova D. Muscle Spasms. In: Walsh D, T A, editors. Palliative Medicine. 1 ed. Ohio: Saunders Elsevier; 2009. p. 916-21.